Cara Mudah Membuat Bibit Kakao

Kakao atau cokelat (Theobroma cacao dalam bahasa Latin) adalah salah satu jenis tanaman perkebunan tahunan produk yang diunggulkan. Biji kering buah kakao digunakan sebagai bahan dasar makanan yaitu cokelat. Cara perbanyakan tanaman kakao sama halnya dengan lada perdu bisa dilakukan dengan dua cara yakni cara generatif dengan membuat persemaian dari biji dan yang kedua perbanyakan secara vegetatif seperti cangkok atau bisa juga secara tempel tunas yaitu menempelkan tunas yang diambil dari pohon kakao yang diunggulkan kepada bibit yang baru tumbuh beberapa helai daun.

Cara Mudah Membuat Bibit Kakao

Baca Juga:
Syarat-syarat pohon induk yang akan dijadikan atau diambil buahnya sebagai benih adalah diantaranya :
-kondisi tanaman sehat dan kuat,
-memiliki produktivitas tinggi,
-serta berumur antara 12 – 18 bulan.

Dari tanaman induk tersebut diambil buah yang sudah matang. Buah yang sudah masak ditandai dengan perubahan warna menjadi kuning untuk buah yang kulitnya hijau atau menjadi jingga untuk buah yang kulitnya merah. Buah-buah tersebut kemudian dipecah dan diambil bijinya. Biji yang digunakan sebagai benih terletak pada bagian poros atau tengah-tengah buah.Dalam satu buah umumnya hanya digunakan 20-25 biji saja. Biji-biji tersebut kemudian dibersihkan dari lendir (pulp) dengan cara mencampurkan serbuk gergaji atau abu pada biji yang berlendir kemudian diremas-remas atau dibilas dengan tangan. Setelah itu biji dicuci menggunakan air mengalir untuk kemudian diangin-anginkan hingga kering selama 1 hari dan setelah kering biji siap untuk dikecambahkan.

Setelah bahan tanam atau benih siap langkah selanjutnya dalam tahapan pembibitan kakao adalah penyiapan bedengan dan naungan. Bedengan dan naungan sebaiknya dibuat di tempat yang memenuhi syarat tempat pembibitan yang baik yakni dekat dengan sumber air,tempatnya datar dan rata,dekat dari jangkauan dan aman dari berbagai gangguan. Bedengan persemaian dibuat dengan ukuran lebar 1,2 meter dan panjang maksimal 10 meter dengan arah membujur utara-selatan.Tanah untuk bedengan tersebut kemudian dibersihkan dari gulma dan sisa-sisa perakaran. Tanah lalu dicangkul sedalam 30 cm untuk kemudian digembur-haluskan dan diratakan.

Pada lapisan tanah yang sudah rata itu kemudian ditambahkan pasir setebal 5 cm. Penggunaan pasir ini bertujuan agar supaya akar kecambah benih kakao lebih mudah dicabut saat pemindahan ke polybag. Agar pasir tidak longsor tepi bedengan harus diberi dinding penahan berupa papan kayu,bambu atau batu bata. Bedengan dilengkapi dengan naungan untuk menghidarkan persemaian dari teriknya sinar matahari atau tetesan air hujan secara langsung. Naungan dibuat dari daun kelapa,daun tebu atau dari anyaman daun alang-alang. Naungan dibuat dengan tinggi tiang sebelah timur 1,5 meter dan di sebelah barat 1,2 meter.

Penyemaian benih

Setelah benih dan bedengan persemaian siap, tahapan pembibitan selanjutnya adalah melakukan penyemaian benih. Benih-benih kakao yang akan disemai terlebih dahulu direndam dalam larutan formalin 2,5% selama 10 menit agar jamur tidak tumbuh. Benih kemudian diletakkan di lapisan pasir dengan posisi bagian yang rata menghadap ke bawah. Benih ditekan ke dalam lapisan pasir sehingga kira-kira sepertiga bagian benih terbenam dalam media pasir. Benih disemai secara berjajar dengan jarak 2,5 x 5 cm. Setelah benih selesai disemai bedengan kemudian disiram dengan air untuk kemudian ditutup dengan daun alang-alang kering yang sudah dicelupkan ke dalam larutan fungisida. Semaian benih disiram setiap bagi dan sore dan setelah 4-5 hari di persemaian benih kakao akan mulai berkecambah dan harus segera dipindahkan ke pembibitan polibag.

Penyiapan media tanam

Setelah benih kakao berkecambah,benih harus segera dipindahkan ke polibag.Polibag yang digunakan adalah polibag yang berukuran 20 cm x 30 cm dengan tebal 0,08 mm. Polibag ini kemudian diisi dengan media tanam berupa campuran tanah top soil, pupuk kandang dan pasir yang telah diayak dengan perbandingan 2:1:1. Pengisian media tanam dilakukan hingga 1-2 cm dari tepi batas atas polibag. Polibag-polibag yang sudah terisi media tanam kemudian disusun di bawah naungan yang sudah disiapkan. Naungan pembibitan polibag serupa dengan naungan persemaian. Polibag disusun dengan pola segitiga sama sisi dengan jarak 60 x 60 x 60 cm. Polibag yang sudah tersusun rapi kemudian disiram air hingga jenuh.

Pemindahan kecambah

Setelah 4-5 hari di persemaian benih-benih kakao sudah mulai berkecambah.Benih-benih ini harus segera dipindahkan ke polibag yang sudah disiapkan. Dalam kegiatan ini seleksi terhadap kecambah perlu dilakukan untuk mendapatkan bibit yang berkualitas. Kecambah-kecambah yang akarnya bengkok, pertumbuhannya lambat dan kecambah yang sudah tumbuh lebih dari 14 hari harus dipisahkan.

Pemindahan kecambah dilakukan dengan hati-hati agar akar tunggang tidak putus. Pengambilan kecambah dilakukan menggunakan bantuan solet bambu. Kecambah yang telah diambil kemudian ditanam dalam media tanam di polibag yang sudah dilubangi sedalam jari telunjuk. Akar tunggang kecambah sebisa mungkin diusahakan agar dapat berdiri lurus dalam lubang tersebut. Selanjutnya lubang ditutup dengan media untuk kemudian dibiarkan hingga dapat beradaptasi dengan lingkungannya yang baru.

Pemeliharaan bibit

Bibit kakao dalam polibag harus dipelihara dengan baik agar tumbuh kuat dan sehat. Kegiatan pemeliharaan bibit ini meliputi :

Penyiraman

Penyiraman dilakukan agar bibit tidak mengalami kekeringan.Saat musim kemarau penyiraman dilakukan 2 kali sehari pada pagi dan sore hari,sedangkan saat musim hujan penyiraman disesuaikan dengan keadaan media tanam dalam polibag.

Pemupukan

Pemupukan pada bibit kakao dilakukan setiap 14 hari sekali sampai bibit berumur 3 bulan.Pemupukan dilakukan dengan pupuk urea yang telah dilarutkan dalam air.Larutan pupuk urea dibuat dengan konsentrasi 1% ini berarti dalam 1 liter larutan terkandung pupuk urea sebanyak 10 gram.Setiap bibit disiram larutan pupuk hingga 100 ml.Setelah penyiraman pupuk bibit perlu disiram kembali menggunakan air bersih agar larutan pupuk urea yang menempel pada bagian tanaman luruh.

Pengendalian hama dan penyakit

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan kakao dilakukan tergantung pada kondisi serangan.Jika hama dan penyakit seperti kutu putih,aphis,kumbang kecil atau cendawan pembusuk menyerang bibit,pengendalian dapat dilakukan dengan aplikasi insektisida sesuai dosis.

Setelah 3 bulan bibit kakao yang dalam pertumbuhan normal biasanya telah memiliki minimal 18-24 helai daun,diameter batang sekitar 8 mm dan tinggi 50 – 60 cm. Bibit ini pun sudah siap untuk ditanam di lapangan atau bisa pula diokulasi dan disambung pucuk untuk memperbaiki kualitas bibit kakao yang dihasilkan.

Untuk pemesanan pembelian bibit kakao ini anda bisa menghubungi handphone 085-222-494-487. Demikian ulasan tentang Cara Mudah Membuat Bibit Kakao dari Bisnis Kita Terbaru.